HJ MARDIANI, lahir 13 Agustus 1968 di kota Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Djamaluddin Tanakka (alm) dengan Hj Samaaring Matta. Kedua orang tuanya berpropesi sebagai guru. Ayahnya Djamaluddin Tanakka (alm) pernah menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 3 Soppeng dan ibunya adalah pensiunan guru SMA Negeri 1 Soppeng.
Dia mulai masuk sekolah di SD Center Mangkoso, Kabupaten Barru tahun 1974 dan selesai tahun 1980. Kemudian lanjut di SMP Negeri 3 Watangsoppeng mengikuti orang tuanya yang pindah tugas di Kabupaten Soppeng, selesai tahun 1983. Setelah itu lanjut ke SMA 200 Watangsoppeng dan selesai tahun 1986.
Pendidikan S1-nya dilanjutkan di Makassar, masuk di Unhas dengan mengambil Jurusan Sastra Inggris selesai tahun 1991, lanjut kejenjang S2 di Unhas dengan konsentrasi penelitian “Gender dan Pembangunan” selesai tahun 2003. Dalam penelitian ini melihat peran perempuan (istri) di sektor informal seperti pedagang kakilima di Kota Makassar mengambil studi kasus sopir angkot di Kota Makassar.
Kemudian S2 untuk Jurusan Bahasa Inggris di Unhas selesai tahun 2010. Judul penelitiannya “Meninjau Ulang Penggunaan Televisi Edukasi dalam Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rupanya hasil penelitian ini tidak terlalu signifikan pengaruhnya. Penelitian ini diambil karena waktu itu seluruh sekolah menengah pertama mendapatkan bantuan televisi dari pemerintah.
Masuk bergabung di Unsa sejak tahun 1995 sebagai dosen biasa di Fakultas Sastra. Ketika itu dosen untuk bidang Bahasa Inggris masih kurang, baru tiga orang yakni Prof Kaharuddin, Nursia Tupa dan dirinya sendiri. kemudian periode 1999-2001 ditunjuk menjadi Sekretaris Jurusan Bahasa Inggris, periode 2001-2004 Ketua Progam Studi Bahasa Inggris dan periode 2004- sekarang menjadi Dekan Fakultas Sastra sekaligus Ka.BAK Unsa.
Sejak menjadi dekan sangat berkeinginan besar agar fakultas yang dipimpinnya ini memiliki daya saing yang kuat, setara dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa tidak hanya sebatas memperbaiki kualitas sumber daya dosen yang ada tetapi perangkat yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kampus juga dipersiapkan diantaranya adalah tersedianya laboratorium bahasa.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memagangkan mahasiswa ke sekolah-sekolah untuk mengajar. Langkah ini dianggap masih
sangat efektif dilakukan untuk sekarang ini maupun dalam waktu-waktu mendatang. Sekadar diketahui salah seorang mahasisa Unsa jurusan Bahasa Inggris lulus dalam progam Dikti kursus di Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM). Mahasiswa ini dipersiapkan untuk lanjut kuliah di luar negeri.
Mahasiswa program studi bahasa Inggris Unsa sebagian besar mahasiswa sudah ada yang bekerja, diantaranya bekerja di Bandara dan beberapa lagi sudah ada yang mengajar.
Ada hal yang menarik khusus di Fakultas Sastra Unsa, yayasan memberikan beasiswa bagi mahasiswa murni yang berprestasi atau yang tidak pernah bolos kuliah hingga selesai.Beasiswa ini diberikan sejak diterima masuk di Unsa hingga selesai studi. (ulla)
Leave a Reply
Be the First to Comment!