Joice Maramis, lahir di Manado, 10 Maret 1956, dia anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan AW Maramis dan Ibu Dorothea Hosang. Joice ini adalah cucu dari A. Maramis, tokoh pahlawan nasional.
Riwayat pendidikannya dari SD hingga SMP semua diselesaikan di Jakarta. Seteleh tamat, lanjut SMA Cenranaya salah satu sekolah China di Jakarta, tetapi tidak tamat, lalu pindah ke SMA Sawerigading Jakarta 1973.
Tidak sempat melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi, karena pada tahun 1974, wanita kelahiran Manado ini yang juga penggemar olahraga voli, berenang dan pencat silat ini buru-buru menikah dengan Drs Lagaligo Syahadat, putra tunggal pendiri Yayasan Perguruan Sawerigading, Prof Dr (h.c) Nuruddin Syahadat.
Buah dari pernikahan itu dikarunia delapan anak. Enam orang anak laki-laki, dan dua orang anak perempuan. Kebetulan anak yang tertua adalah perempuan. Saat ini ibu Joice juga sudah memiliki cucu yang masih kecil-kecil.
Sebagai istri dari pemilik kampus, kalau ada masalah yang terkait dengan kampus, hanya dimintai saran dan selalu dengan mensuppor doa. Tidak ingin terlalu jauh mencampuri urusan kampus. “Saya hanya menopang doa saja untuk kemajuan kampus kedepan,”ujarnya.
Hal lain misalnya untuk pengurusan akreditasi prodi, almarhum Pak Lagaligo ketika itu, hanya meminta untuk mendoakan, agar semua urusan berjalan lancar.
Begitu pula jika ada lomba-loma yang diikuti oleh mahasiswa Unsa, dia hanya banyak berdoa, agar semua sukses. Baginya doa kepada Tuhan itu sangat penting, karena segala sesuatu yang dikerjakan Tuhan sudah menentukannya yang mana dikehendaki-Nya.
Ibu yang suka makan buah durian ini, menceritakan awal perkembangan perguruan Sawerigading, bahwa awal pertama kali datang ke Makassar usai menikah pada 1974.
Kala itu belum ada murid, tetapi dengan upaya dan kerja keras maka pada 1976 perguruan Sawerigading mulai kedatangan banyak siswa, dari tidak ada siswa menjadi ada. Waktu itu siswa mencapai ratusan orang, sangat ramai dan ketika itu Universitas Sawerigading belum ada.
Pada 1987, ibu Joice bersama pak Lagaligo memutuskan kembali ke Jakarta untuk mengurus sekolah Sawerigading yang ada d Jakarta, maka selang waktu dua tahun mendengar kabar berita kalau sekolah perguruan Sawerigading di Makassar redup lagi.
Baru 2003 Joice dan Lagaligo kembali ke Makassar dan waktu itu Unsa sudah ada. Jadi di Makassar selain membina sekolah SMA juga perguruan tinggi yakni UNSA. (nasrullah)
Leave a Reply
Be the First to Comment!